Menimbang Untung Rugi Hibah 30 Jet Tempur F-16 dari AS


Menhan: AS Tetap Hibahkan Satu Skuadron F-16
Skuadron pesawat tempur F-16

Tawaran hibah dari negeri Barrack Obama itu cukup menggiurkan. 30 pesawat tempur F-16C/D Fighting Falcon.

Di saat kekuatan udara Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga, tentunya kehadiran jet tempur ini akan kembali menumbuhkan taring TNI AU. Tetapi namanya hibah,dan barang bekas, tentunya tidak sama dengan barang baru.

Keuntungan pertama jelas soal biaya. Biaya retrofit pesawat-pesawat ini jauh lebih murah daripada membeli pesawat baru.

"Lockheed Martin menyatakan 1.400 juta dollar untuk satu skuadron atau 16 pesawat. Tapi kalau dengan sparepart dan pelatihan, 1.600 juta dollar. Jadi 1 pesawat 100 juta dollar," ujar KSAU Marsekal Imam Sufaat usai rapat dengan Komisi I DPR di Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2011).

Nah, bandingkan dengan biaya retrofit atau pemutakhiran 30 pesawat hibah tersebut yang hanya menelan biaya total 430 juta dollar.

Keuntungan kedua, proses retrofit bisa lebih cepat dari pada memesan pesawat baru. Jika retrofit dilakukan sekarang, tahun 2014 sudah siap satu skadron. Sementara untuk memesan dan merakit pesawat baru diperkirakan bisa memakan waktu hingga lima tahun.

"Deliverynya paling cepat lima tahun. Karena beli pesawat tak seperti beli kacang," kata Imam.

Minus hibah dari AS, masih terbayang ketakutan akan terjadi embargo persenjataan oleh AS pada Indonesia, seperti yang pernah terjadi dulu. Saat itu pesawat-pesawat TNI AU yang diproduksi AS harus melakukan kanibal suku cadang untuk tetap bisa beroperasi.

Tentunya Indonesia tidak ingin hal semacam itu terjadi lagi. Namun TNI AU yakin embargo senjata tidak akan terjadi lagi.

"Itu kan karena pelanggaran HAM, kita kan negara demokratis," jelas Imam.

Menurut Imam, alasan AS mau memprioritaskan hibah ini untuk Indonesia karena AS menganggap Indonesia adalah mitra strategis. TNI AU pun kini sangat memerlukan tambahan pesawat tempur.

"Sangat penting. Kita akan menambah kekuatan. Kalau AU sangat mengharapkan ada penambahan pesawat," jelas jenderal bintang empat ini.

Sebagai catatan, Indonesia pernah memiliki 12 unit F-16 blok 15OCU yang terdiri atas delapan F-16A dan empat F-16B. Namun, kini hanya beberapa yang kondisinya siap operasi seratus persen. Imam pun berharap sisa F-16 generasi pertama ini bisa diupgrade menjadi model terbaru.

Tapi TNI masih harus bersabar menunggu persetujuan DPR yang masih belum sepenuh hati menyetujui hibah pesawat tempur ini. Sehingga belum jelas pula kapan rombongan elang besi ini bisa menjaga kedaulatan Indonesia.

www.detiknes.com



 

http://irwan.net/wp-content/gallery/diecast-pesawat/diecast-pesawat-f16-tni-au.jpg

Menhan: AS Tetap Hibahkan Satu Skuadron F-16

Jumat, 26 Agustus 2011 
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia tetap menerima hibah satu skudron pesawat tempur F-16 dari pemerintah Amerika Serikat. "Kita tetap dapat hibah," katanya, usai menyaksikan penyerahan enam unit helikopter Mi-17 V5 dari pemerintah Rusia ke Indonesia melalui Kementerian Pertahanan di Skuadron 2 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat Pondok Cabe, Tangerang, Jumat.
Ia menambahkan dua Skuadron F-16 tipe Block 25 yang dihibahkan itu akan di-"up grade" menjadi F-16 Block 32 yang lebih canggih kemampuannya.

Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Erris Heriyanto menambahkan, dari 30 unit F-16 yang dihibahkan, 24 akan dihidupkan dengan 28 mesin.

"Hibah F-16 itu telah mendapat persetujuan dari kongres AS. 'Congress Notification' sudah keluar pada 16 Agustus silam dan kita tetap mendapatkan hak atas hibah itu," katanya.

Sebelumnya dikabarkan Kongres AS membatalkan rencana hibah F-16 kepada Indonesia dan menawarkannya ke Taiwan. "Itu tidak benar," katanya.

Nama Purnomo Yusgiantoro pun sempat ramai belakangan karena disebut dalam kawat Kedubes AS di Jakarta yang dikirim ke Washington DC. Dalam kawat itu, Purnomo masuk daftar menteri yang bisa dijadikan sekutu AS.

www.republika.co.id


Menhan: Soal F-16, Indonesia-AS Setara
Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan

Menhan: Soal F-16, Indonesia-AS Setara

Kamis, 27 Januari 2011
DPR khawatir dengan rencana TNI yang akan menerima hibah 24 pesawat tempur F16 dari Amerika Serikat. Hibah itu dikhawatirkan bisa menambah ketergantungan Indonesia kepada AS.

DPR juga tidak ingin hibah F16 ini mengganggu rencana pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) dari dalam negeri.

Menhan Purnomo Yusgiantoro menepis kekhawatiran itu. Dia mengatakan, setiap berhubungan dengan AS, Indonesia selalu menerapkan prinsip kesetaraan.

"Kita sudah komitmen, Amerika dan Indonesia sebagai kekuatan yang sama. Dan tertuang dalam dokumen resmi. Kita setara dengan amerika. Ada juga kepentingan yang kita perlukan," katanya.
 
www.republika.co.id



AS Hibahkan 24 Pesawat F-16, DPR Khawatir Intervensi

Kamis, 27 Januari 2011 
DPR khawatir dengan rencana TNI yang akan menerima hibah 24 pesawat tempur F16 dari Amerika Serikat. Hibah itu dikhawatirkan bisa menambah ketergantungan Indonesia kepada AS.

DPR juga tidak ingin hibah F16 ini mengganggu rencana pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) dari dalam negeri.

"Saya berharap Hibah tak mengganggu MEF. Jangan sampai justru menjadi beban. Bisa menjadi beban fiskal keuangan dalam negeri," kata anggota Komisi I DPR Mohammad Syahfan B Sampurno dalam Rapat Kerja dengan Panglima TNI dan Menteri Pertahanan di gedung DPR, Kamis (27/1).

"Jangan sampai dengan iming-iming hibah 24 F16 dengan kualifikasi standar dan tak diimbangi kemampuan malam hari, retrofit-nya (penambahan teknologi baru) juga mahal 1 juta AS per unit. Berarti 24 juta AS sebanyak 24 unit," katanya.

Rencana penerimaan hibah F16 ini terungkap dalam Rapat Kerja dengan Komisi I. Menurut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal (TNI) Imam Sufaat, rencana penerimaan hibah F16 termasuk dalam pesawat yang dikonservir karena pengurangan anggaran," kata Imam menjelaskan.

Menurut Imam, F16 yang akan dihibahkan ini memiliki masa pakai masih lama. "Pesawat ini masih bisa terbang waktu dibawa ke Arizona. Jam terbangnya masih sekitar 4 ribu sampai 5 ribu jam terbang. Masih sekitar 20 sampai 25 tahun bisa digunakan," kata Imam.

Menurut Imam, hibah ini gratis. "Untuk upgrade satu pesawat 10 juta dollar, harga barunya 60 juta dollar. Operasionalnya sudah terbukti di Timur Tengah. Keunggulannya teruji. Maintenance lebih gampang daripada Sukhoi. Kita juga sudah biasa merawat F16," katanya.

Imam menambahkan, anggaran untuk membeli 6 pesawat F16 jenis Block 52 akan lebih menguntungkan dengan mengambil hibah 24 pesawat F16 Block 15 dan 25. "Kita memerlukan pesawat ini karena kesiapan pesawat yang ada sangat minim. Seluruh wilayah nusantara memang kesulitan," katanya.

Menurut Imam, kesiapan TNI AU saat ini di bawah 30 pesawat tempur per harinya. "Perhitungan kami 180 pesawat tempur per hari atau 12 skuadron," ujar Imam. Pengalaman Perang Trikora, kata Imam, Indonesia bisa menggetarkan musuh karena kekuatan laut dan udara kuat, beda ketika Perang Timor Timur.

www.republika.co.id

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...