Andreas Brehme, Bek Paling Komplit

JERMAN - Turun di tiga Piala Dunia bersama Jerman, Andreas Brehme, berhasil membawa Jerman menjadi juara dunia pada Piala Dunia 1990. Bahkan, Brehme lah yang menjadi pahlawan Jerman di Italia '90. Sehingga, nama Brehme pun masih diingat oleh publik Jerman hingga saat ini.

Brehme merupakan salah satu bek sayap terbaik yang pernah dimiliki Jerman. Beroperasi di sisi kiri lapangan, Brehme mampu melepaskan umpan silang terukur dengan kaki kirinya dan tendangan keras dengan kaki kanannya. Kemampuan ini membuat Brehme menjadi bek yang memiliki kemampuan paling komplit pada masanya. Brehme sukses mengeksekusi tendangan penalti pada babak final Piala Dunia 1990 dan mengantarkan Der Panzer keluar sebagai juara dunia.

Brehme lahir di Hamburg, Jerman Barat, pada 9 November 1960. FC. Kaiserlauten menjadi klub pertama yang dibela oleh Brehme. Selama 17 tahun bermain di kancah sepak bola internasional, Brehme, telah memperkuat empat tim di tiga liga yang berbeda. Setelah Kasierlauten, Brehme membela Bayern Muenchen. Kemudian pindah ke Italia guna memperkuat Inter Milan. Lalu, pergi ke Spanyol guna bermain di Real Zaragoza sebelum akhirnya kembali memperkuat Kaiserlauten di ujung kariernya. Ada satu catatan bagus yang ditorehkan Brehme pada level klub. Dimana pun Brehme bermain, dia pasti pernah mencetak gol. Padahal, jika dilihat dari posisi bermain Brehme, dia adalah seorang pemain bertahan.

Kiprah Brehme di tim nasional pun tidak dapat dipandang sebelah mata. Brehme menjadi salah satu pemain yang masih dipanggil kala Jerman mengalami reunifikasi. Brehme, pernah memperkuat tim nasional selama sepuluh tahun. Baik itu di tim nasional Jerman Barat maupun di tim nasional Republik Jerman.

Piala Dunia pertama Brehme adalah Meksiko 86. Langkah Jerman pada Piala Dunia 1986 tersebut berjalan mulus hingga babak final. Bersama sang pelatih, Franz Beckenbauer, Brehme mampu membawa Jerman menembus laga puncak dan berhadapan dengan Argentina. Akan tetapi, Albiceleste yang kala itu masih diperkuat Diego Mardona berhasil membungkam Rudi Voller cs. dengan kemenangan tipis 3-2. Artinya, Brehme pun mesti memendam mimpinya menjuarai Piala Dunia.

Mimpinya baru terwujud pada empat tahun kemudian. Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Brehme berhasil membalas dendam pada Argentina atas kekalahan mereka di final Piala Dunia sebelumnya. Pasalnya di babak final, Jerman berduel dengan juara bertahan, Argentina. Pertandingan berlangsung alot hingga menit ke 84. Baru pada menit ke-85 Brehme menjadi penyelamat Jerman lewat tendangan penalti. Sepakan penaltinya berhasil menembus gawang Argentina yang kala itu dikawal Sergio Goycochea. Hasil 1-0 pun bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Gol yang membuat legenda Argentina, Diego Mardona, mesti meneteskan air mata di ujung laga. Alhasil, Brehme berhasil mempersembahkan gelar juara dunia bagi Jerman di usianya yang telah mencapai 30 tahun.

Piala Dunia 1994 menjadi ajang turnamen skala internasional terakhir bagi Brehme untuk membela Der Panzer. Alih-alih menjadi ajang penutupan bagi Brehme. Die Mannschaft malah gugur di babak perempatfinal. Kala itu, Jerman mesti menyerah 1-2 dari Bulgaria dan mesti rela pulang lebih awal dari Amerika Serikat, negara penyelenggara Piala Dunia 1994.

Meskipun begitu, Brehme yang pensiun di usia 37 tahun tersebut tetap dikenang sebagai pahlawan sepakbola Jerman. Golnya ke gawang Argentina pada final Piala Dunia 1990 mampu mengantarkan Jerman menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya. Tidak hanya itu, Italia '90 merupakan kali terakhir Jerman mampu keluar sebagai juara dunia selama penyelengaraan Piala Dunia hingga saat ini. (Bolanews.com)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...